Mobil bekas “kawinan” dan “kanibal” yang dimaksud disini bukan merupakan mobil yang bekas digunakan untuk acara kawinan dan juga bukan merupakan mobil yang memakan daging manusia, melainkan sebutan untuk mobil hasil kejahatan yang bagian nomor rangka dan mesin telah diganti dengan “bangkai” mobil bekas kecelakaan yang diperoleh dari hasil proses lelang pihak asuransi. Mobil hasil kejahatan disini dapat berupa mobil hasil pencurian, penggelapan, atau penipuan.
Tujuan dari “kawinan” atau “kanibal” sini adalah untuk mendapat keuntungan sebesar besarnya, dimana mobil hasil kejahatan tidaklah mudah dijual langsung tanpa surat-surat kepada masyarakat, begitu pula mobil bekas kecelakaan yang didapatkan dari asuransi tidaklah langsung dapat dijual dan akan memerlukan banyak biaya jika diperbaiki, alasan tersebut yang menjadi dasar pelaku untuk “mengawinkan” mobil hasil kejahatan dengan surat mobil bekas kecelakaan.
Pelaku kejahatan yang menggunakan modus “kawinan” atau “kanibal” akan memotong nomor rangka mobil hasil kejahatan, lalu menempel / menyambung dengan nomor rangka mobil bekas tabrakan dengan cara dilas, kemudian akan didempul menggunakan lem besi untuk menutup bekas las, serta melakukan cat pada bagian tersebut agar sebisa mungkin tidak terlihat adanya bekas sambungan, selanjutnya nomor mesin yang diiganti dengan cara menggannti “blok mesin” mobil hasil pencurian dengan blok mesin mobil bekas kecelakaan.
Jika sudah selesai, pelaku akan menjual mobil bekas dengan harga normal selayaknya mobil bekas, yang nailainya pastilah lebih besar dari mobil yang dijual tanpa surat-surat atau mobil bekas kecelakaan yang dijual langsung.
Tentunya kita tidak ingin menjadi korban ketika menggunakan uang tabungan kita untuk membeli bekas hasil “kawinan” atau “kanibal”, untuk itu silahkan simak tips agar terhindar beli mobil bekas “kawinan” atau “kanibal” hasil pencurian, diantaranya :
1. Terdapat Bekas Las di Sekitar Nomor Rangka
Pelaku kejahatan dengan modus “kawinan” atau “kanibal” akan menempel / menyambung nomor rangka mobil dengan cara dilas, lalu membuat rapi tampilan nomor rangka dengan cara didempul atau pengecatan.
Sehingga harus lebih hati hati jika membeli mobil bekas, lakukan pengecekan nomor mesin dan nomor rangka, buka pada bagian sekitar nomor rangka, lalu raba hingga teliti, apakah terdapat bekas pengelasan atau pengecatan yang dilakukan hanya pada bagian nomor rangka tersebut, apabila ditemukan ada sambungan dengan cara pengelasan di bagian rangka dan/atau mesin mobil, maka patut dicuriagai mobil tersebut kemungkina merupakan hasil kejahatan.
2. Nama Penjual Tak Sesuai dengan Identitas Kendaraan
Ciri lain mobil hasil kejahatan tidak sesuai antara KTP penjual dengan STNK mobil, tetapi tidak semua mobil yang identitas kendaraan beda dengan KTP penjual mobil hasil kejahatan, karena faktanya banyak showroom menjual mobil bekas yang nama penjual tidak sesuai identitas kendaraan.
3. Cek Fisik Bantuan di Samsat
Jika pembeli tidak memahami tentang pengecekan fisik kendaraan bagian nomor rangka dan nomor mesin, lebih amannya sebelum dilakukan transaksi, ajak penjual ke kantor samsat terdekat, kemudian mintalah bantuan pemberiksaan / cek fisik kendaraan.
4. Mobil Tahun Muda, Ganti Warna
Waspadalah terhadap mobil tahun muda, yang melakukan ganti warna mobil secara keseluruhan, mobil yang melakukan cat ulang (bukan cat pabrik) untuk ganti warna secara kasat mata dapat terlihat langsung pada mobi mobil dan pada bagian ruang mesin.
Jika memang tertarik untuk membeli mobil tersebut, lakukan pengecekan administrasi kendaraan berupa STNK atau BPKB pada samsat, tanyakan apakah mobil tersebut pernah dilakukan registrasi / pendaftaran ganti warna kendaraan, karena ganti warna kendaraan jika dilakukan secara benar akan tercatat pada registrasi kendaraan.
5. Waspada mobil Upgrade
Untuk antisipasi, kita juga harus lebih hati-hati dengan adanya mobil yang melakukan Upgrade secara keseluruhan, semisal mobil Toyota Avanza Type “E” melakukan Upgrade interior dan ekterior menjadi type “G”, secara wajar pemilik mobil akan melakukan upgrade pada kecil dan tidaklah melakukan Upgrade pada bagian besar secara keseluruhan, karena bisaya upgrade akan lebih besar.